Rabu, 10 Juli 2019

Makalah Minat dan Bakat AUD : Meningkatkan Kecerdasan Musikal Melalui Bermain Alat Musik Angklung


BAB I
PENDAHULUAN

A.      Latar Belakang Masalah
Dalam Undang-Undang RI Nomor 20 Tahun 2003 pada Pasal 1 tentang Sistem Pendidikan Nasional disebutkan bahwa PAUD adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak-anak sejak lahir hingga usia enam tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani serta ruhaninya agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki jenjang pendidikan lebih lanjut.[1]
Rentang anak usia dini dari lahir sampai usia enam tahun adalah usia kritis sekaligus strategi dalam proses pendidikan dan dapat mempengaruhi proses serta hasil pendidikan seseorang selanjutnya, artinya pada periode ini merupakan periode kondusif untuk menumbuh kembangkan berbagai kemampuan, kecerdasan, bakat, kemampuan fisik, kognitif, bahasa, sosio-emosional dan spiritual.
Menurut Howard Gardner, anak usia dini memiliki sembilan kecerdasan yaitu kecerdasan linguistik, kecerdasan logika-matematika, kecerdasan intrapersonal, kecerdasan interpersonal, kecerdasan musikal, kecerdasan visual-spasial, kecerdasan kinestetik, kecerdasan naturalis, dan kecerdasan eksistensial. Kesembilan kecerdasan tersebut perlu dikembangkan secara optimal sesuai dengan bakat yang ada pada anak, salah satunya adalah kecerdasan musikal.
Kecerdasan yang muncul lebih awal pada manusia dibanding kecerdasan lain adalah bakat musik. Shearer menjelaskan bahwa kecerdasan musikal meliputi kepekaan terhadap tangga nada, irama, dan warna bunyi (kualitas suara) serta aspek emosional akan bunyi yang berhubungan dengan bagian fungsional dari apresiasi musik, bernyanyi, dan memainkan alat musik. Agar dapat dikatakan menonjol pada kecerdasan musik maka seseorang harus mempunyai kemampuan auditorial dengan baik. Kemampuan auditorial tidak hanya menjadikan seseorang mampu mendengar dan merangkai musik saja, tetapi juga seseorang mampu mengingat pengalaman bermusik.[2]
Kecerdasan musikal sangat penting dikembangkan karena memberi manfaat yang banyak dalam kehidupan anak. Salah satu manfaat tersebut ialah kecerdasan musikal membantu perkembangan berbagai aspek dan kecerdasan lainnya dalam diri anak. Menurut Sheppard mengemukakan bahwa musik dapat membantu membentuk fungsi dan pertumbuhan otak, koordinasi mental dan fisik, meningkatkan daya ingat, mengembangkan kemampuan bahasa, meningkatkan kemampuan matematika dan pemahaman ruang, membantu kreativitas personal, membantu mengembangkan keterampilan sosial, dan kesehatan anak.[3]
Ciri anak yang memiliki kecerdasan musikal adalah anak menyukai permainan alat-alat musik dan terlibat dalam kegiatan dengan musik seperti paduan suara atau drum band, bermain alat musik modern atau tradisional seperti angklung. Salah satu kegiatan untuk meningkatkan kecerdasan musikal anak yaitu dengan bermain alat musik angklung.
Angklung adalah alat musik tradisional Indonesia yang berasal dari tanah Sunda, terbuat dari bambu, yang dibunyikan dengan cara digoyangkan. Dibandingkan dengan alat musik lain, angklung tidak berbahaya bagi anak, bentuknya menarik dan mudah dimainkan. Selain itu, juga dapat mengembangkan perkembangan motorik anak.
Selama pemakalah mengadakan observasi komponen kecerdasan musikal anak dikelompok B2 RA Al Falah, pada tanggal 22 April 2019 dengan jumlah anak 12 orang yang terdiri 8 anak laki-laki dan 4 anak perempuan, menunjukan bahwa banyak anak yang belum optimal kecerdasan musikalnya. Hal itu ditunjukan dari hasil pengamatan Kecerdasan Jamak anak, diperoleh skor kecerdasan musikal yang paling rendah yaitu sebesar 26. Dan untuk hasil observasi bermain alat musik angklung, dengan melakukan percobaan awal dengan indikator anak dapat menyesuaikan nada dan dapat menyesuaikan antara irama dengan tempo dalam bermain alat musik angklung. Hasil pengamatan dapat dilihat pada tabel berikut ini.
Tabel 1 : Hasil Pengamatan Awal (Prasiklus) Anak
Bermain Alat Musik Angklung
Indikator
Kriteria
Hasil
Jumlah Anak
Persentase
Menyesuaikan Nada
BB
8
66%
MB
2
17%
BSH
2
17%
BSB
0
0%
Jumlah
12
100%
Menyesuaikan antara irama dengan tempo
BB
9
75%
MB
2
17%
BSH
1
8%
BSB
0
0%
Jumlah
12
100%

Berdasarkan latar belakang yang sudah diuraikan di atas, pemakalah tertarik untuk menyusun makalah dengan judul Meningkatkan Kecerdasan Musikal Anak Usia Dini Melalui Bermain Alat Musik Angklung Pada Kelompok B2 RA Al Falah Tarogong Kaler Garut Tahun Pelajaran 2018/2019.

B.       Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas maka rumusan masalahnya yaitu :
1.      Bagaimana pembelajaran pengembangan kecerdasan musikal di Kelompok B2 RA Al Falah Tarogong Kaler?
2.      Bagaimana penerapan metode bermain alat musik angklung dalam pengembangan kecerdasan musikal di Kelompok B2 RA Al Falah Tarogong Kaler?

C.      Tujuan Penulisan
Berdasarkan rumusan masalah yang telah dikemukakan di atas tujuan makalah ini yaitu:
1.    Untuk mendeskripsikan pembelajaran pengembangan kecerdasan musikal di Kelompok B2 RA Al Falah Tarogong Kaler.
2.    Untuk mendeskripsikan penerapan metode bermain alat musik angklung dalam pengembangan kecerdasan musikal di Kelompok B2 RA Al Falah Tarogong Kaler.

D.      Manfaat Penulisan
Adapun manfaat dari penulisan makalah ini adalah sebagai berikut:
1.    Memberikan informasi tambahan mengenai pembelajaran pengembangan kecerdasan musikal.
2.    Memberikan informasi tambahan mengenai penerapan metode bermain alat musik angklung dalam pengembangan kecerdasan musikal.
3.    Dapat dijadikan referensi tambahan untuk penulisan karya tulis sesuai kebutuhan

E.       Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan makalah ini meliputi tiga bab, dengan rincian sebagai berikut:
Bab I  Pendahuluan, menguraikan: latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penulisan, manfaat penulisan dan sistematika penulisan.
Bab II Kajian Teori, mengemukakan tentang kecerdasan musikal anak, bermain alat musik angklung dan meningkatkan kecerdasan musikal dengan bermain alat musik angklung.
Bab III Penutup, menguraikan: kesimpulan dan saran.
BAB II
KAJIAN TEORI

A.      Kecerdasan Musikal Anak
1.                  Pengertian Kecerdasan Musikal
Menurut Thomas Armstrong, kecerdasan musikal adalah “The capacity to perceive (e.g., as a music aficionado), discriminate (e.g., as a music critic), transform (e.g., as a composer), and express (e.g., as a performer) musical forms. This intelligence includes sensitivity to the rhythm, pitch or melody, and timbre or tone color of a musical piece. One can have a figural or “top-down” understanding of music (global, intuitive), a formal or “bottom-up” understanding (analytic, technical), or both.” Hal ini berarti kecerdasan musikal adalah kemampuan mempersepsi dan  memahami, mencipta dan menyajikan bentuk-bentuk musikal. [4]
Hal ini dibenarkan oleh Sujiono yang mengatakan bahwa: Kecerdasan musikal yaitu kemampuan menangani bentuk-bentuk musikal, dengan cara mempersepsi (penikmat musik), membedakan (kritikus musik), mengubah (komposer), mengekspresikan (penyanyi). Kecerdasan ini meliputi kepekaan pada irama, pola titi nada pada melodi, dan warna nada atau warna suatu lagu.[5]
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa kecerdasan musikal adalah kemampuan seseorang di bidang musik baik kepekaan dan penguasaan terhadap nada, irama, pola-pola ritme, tempo, instrument, dan ekspresi musik, hingga seseorang dapat bermain musik maupun menyanyikan lagu.

2.             Komponen Kecerdasan Musikal
Menurut Armstrong, komponen inti kecerdasan musikal meliputi kepekaan terhadap nada, pola titi nada atau tangga nada melodi, warna nada atau warna suara suatu lagu. Dengan demikian, melalui kepekaan terhadap nada seseorang dapat membedakan nada dan bahkan dapat menilai mana nada-nada fals dan mana yang tidak. Kepekaan terhadap titi nada memungkinkan anak mengidentifikasi lagu tertentu, mengikuti iramanya, dan memberikan reaksi yang sesuai.
Sementara itu, kepekaan terhadap warna nada dan suara, memungkinkan anak mampu membedakan sumber suara atau pemilik suara secara akurat. Misalnya pada saat bermain alat musik angklung, anak dapat menyadari ada teman yang salah mengambil angklung yang seharusnya “re” namun anak mengambil bernada sol saat dimainkan lagu menjadi lain karena seharusnya “do re mi fa sol mi do” karena salah ambil angklung nadanya menjadi “do sol mi fa sol mi do” meskipun anak tersebut belum mampu menyebutkan nada apa yang keliru. Anak tersebut sudah memahami kalau nada yang dimainkan tidak sesuai sehingga lagu tersebut terdengar fals. Kecerdasan musikal mencangkup juga kesenangan terhadap bentuk-bentuk musikal.
Musik memiliki aturan dan struktur tersendiri. Musik adalah bahasa audiotorik yang menggunakan tiga komponen dasar, yakni intonasi suara, irama, dan warna nada. Individu yang peka nada, dapat mengenali nada rendah dan tinggi, dan cepat menangkap apabila ada nada yang terlalu rendah atau tinggi. Ketika diberi suguhan musik dengan nada dasar tertentu, individu yang peka nada dapat menyesuaikan suaranya dengan nada tersebut. Individu yang peka pola titi nada dapat mengenali karakter lagu tertentu ia dapat menyesuaikan irama dan tempo suaranya sehingga pas dan enak didengar. Individu yang peka warna nada, cepat mengenali jenis suara, baik suara alat musik maupun suara manusia, bahkan juga suara-suara yang ada di sekitarnya.
Berdasarkan komponen-komponen kecerdasan musikal tersebut maka dapat disimpulkan bahwa aspek-aspek yang di ambil dalam penelitian kecerdasan musikal ini yaitu 1. Menyesuaikan nada 2. Menyesuaikan antara irama dengan tempo.




3.                  Pentingnya Kecerdasan Musikal
Tanpa kita sadari, kecerdasan musikal adalah kecerdasan yang paling awal tumbuh dan berkembang di dalam diri setiap manusia. Sejak lahir masih berada dalam kandungan, ia selalu mendengarkan “musik” alami, yakni detak jantung ibunya. Inilah yang menyebabkan anak-anak lebih menyukai musik klasik yang didominasi nada “bas”, dari pada musik modern yang didominasi nada “jazz”. Nada “bas” ini dikiranya adalah detak jantung ibunya sendiri. Menurut keterangan dokter, alat indera bayi yang berfungsi pertama kali adalah indra pendengaran. Menurut Tafsir dalam Suyadi dalam Lestari, Oleh karena itu, Islam mengajarkan untuk melantunkan “musik” adzan pada telinga kanannya dan iqamah pada telinga kirinya. Hal ini dimaksudkan agar gendang telinga anak mampu menangkap musik ilahiah (adzan dan iqamah) untuk pertama kalinnya sebelum musik-musik lain didengarnya.[6]
Hal ini diperkuat oleh bidang neorologi yang menyatakan bahwa suara, irama dan getaran mampu ditangkap oleh anak atau bayi sejak dalam kandungan. Dapat kita bayangkan bahwa betapa dasyat kekuatan irama, suara, dan getaran musik, berikut ini beberapa pentingnya kecerdasan musikal antara lain: [7]
a.         Meningkatkan kreativitas dan imajinasi
Musik mempunyai sifat unik yang mampu membuka pintu gerbang pikiran dan wawasan baru. Disamping itu, musik juga dapat manjadi stimulan bagi imajinasi kreatif pendengaranya. Bahkan, musik mampu melatih seluruh bagian otak secara maksimal.

b.        Meningkatkan intelektualitas
Musik dapat meningkatkan prestasi belajar akademis peserta didik di sekolah. Musik telah membuktikan dirinya bahwa ia mampu meningkatkan pemikiran sistematis, khususnya pemikiran abstrak pada anak usia dini.

c.         Mempengaruhi kecerdasan lainya
Kecerdasan musikal sebagai landasan berkembangnya seluruh kecerdasan lain, diperkuat oleh penelitian yang dilakukan oleh Dee Dickinson, seorang  pendiri  New Horizon for Learning, yaitu jaringan pendidikan internasional nirlaba yang berkedudukan di Washington. Mereka menyatakan bahwa sekolah yang mengintegrasikan pelajaran musik dalam kurikulum sejak Taman Kanak-kanak (TK) mampu meningkatkan kecerdasan spasial dan logika. Hal ini dibuktikan oleh seorang alumni sekolah Hongaria yang meraih peringkat ke-1 dalam sains modern. Oleh karena itu, tidak diragukan lagi bahwa dengan musik, orang tua dan pendidik dapat menstimulasi berbagai jenis kecerdasan lain pada diri anak.

d.        Terapi Psikologis
Kecerdasan musikal merupakan fondasi dan stimulasi bagi kecerdasan lainnya. Disisi lain, musik mampu membangkitkan semangat belajar anak karena dibentuk oleh rasa senang dalam hatinya.
Semuanya berangkat dari hati yang senang kalimat inilah yang lebih mudah untuk melukiskan peranan musik bagi keberhasilan pembelajaran. Dengan perasaan senang inilah, semua aktivitas, terutama belajar, tidak akan dihantui oleh rasa khwatir karena tidak akan lulus atau gagal dalam usaha

4. Stimulasi Kecerdasan Musikal Anak Usia Dini
Cara untuk menstimulasi kecerdasan musikal Anak Usia Dini, antara lain:[8]
a.         Ajarkan berbagai konsep musik pada Anak Usia Dini
Mengajarkan konsep-konsep musik pada anak pada sejak dini merupakan cara yang paling mudah untuk untuk menstimulasi kecerdasan musiknya. Apabila orang tua tidak menguasai konsep-konsep musik yang rumit, cukup ajarkan anak tangga nada dasar dari mulai do hingga si dan minta anak untuk menyanyikan kembali.

b.              Ajarkan anak dengan lagu sesuai tingkat usianya
Orang tua dapat mengajarkan anak untuk bernyanyi sejak ia sudah mulai bisa bicara. Pada awalnya ajarkan lagulagu sederhana seperti burung kakak tua, topi saya bundar, balon ku ada lima, atau pelangi-pelangi. Awalnya anak hanya akan mendengarkan anda bernyanyi, namun lama-kelamaan anak mulai dapat menirukan lagu tersebut.

c.              Perdengarkan musik atau lagu setiap hari
Orang tua dapat memperdengarkan lagu/musik dengan suara yang lembut atau tidak keras. Pada masa usia bayi, orang tua dapat memperdengarkan musik-musik instrumental tanpa lirik untuk melatih kepekaan anak akan suara/bunyi-bunyian. Selanjutnya barulah memperdengarkan lagu-lagu berlirik dengan tujuan sekaligus meningkatkan kemampuan bahasanya.

d.             Fasilitasi anak agar dapat bermain alat musik
Bermain alat musik merupakan cara yang ampuh untuk mengembangkan kemampuan musikal anak. Apabila orang tua tidak mampu menyediakan alat musik yang berharga mahal, cukup sediakan kotak bekas atau galon air mineral yang kosong untuk dijadikan alat musik perkusi. Semakin ia menyukai alat musik, semakin anak termotivasi untuk memainkan alat musik.

e.              Libatkan anak dalam kegiatan bermusik
Melibatkan anak dalam kegiatan bermusik, selain sebagai sarana meningkatkan kemampuan musikalnya, juga sebagai sarana anak untuk bersosialisasi. Sebagai contoh, libatkan anak dalam kegiatan paduan suara atau group drum band di sekolahnya atau bermain alat musik angklung secara berkelompok.

f.               Perdengarkan musik saat kegiatan belajar
Anak dengan kecerdasan musik yang menonjol, akan lebih memahami suatu konsep dengan bantuan musik, anak lebih mudah mengingat nada-nada dalam sebuah lagu, dari pada hanya kata-kata tanpa nada. Oleh karena itu, musik dapat membantu anak di dalam mengingat sesuatu dan memahami sesuatu.

g.              Beri motivasi anak untuk menciptakan lagu
Saat anak sudah dapat memahami konsep-konsep musik dengan baik, motivasi anak untuk menciptakan sebuah lagu atau rangkain melodi yang indah. Beri pujian pada anak saat anak berhasil menyusun melodi-melodi tersebut dan motivasi untuk melakukanya.

h.              Fasilitasi anak untuk mengikuti kompetisi musik
Kompetisi bermusik bukan hanya kompetisi bernyanyi, bisa juga kompetisi bermain alat musik atau menciptakan lagu. Apabila anak ingin mengikuti kompetisi tersebut, fasilitasi kebutuhan anak, mulai dari proses pendaftaran hingga alat bantu d butuhkan anak.

5. Indikator Perkembangan Kecerdasan Musikal pada Anak Usia Dini
Individu yang memiliki kecerdasan musikal menurut Armstrong dalam Musfiroh[9] memiliki sebagian atau seluruh indikator berikut:
a.         Memiliki suara yang merdu
b.        Dapat mengenali dan menunjukan nada-nada yang sumbang
c.         Senang mendengarkan musik radio, piringan hitam, dan kaset
d.        Dapat memainkan alat musik
e.         Mereka tidak nyaman apabila tidak mendengarkan/terlibat dengan musik. Kondisi sunyi menjadi tidak menyenangkan bagi mereka.
f.         Mampu mengingat lagu/musik dengan cepat dan akurat.
g.        Mudah mengikuti irama musik dengan alat perkusi sederhana.
h.        Mengenal nada-nada berbagai macam lagu atau karya musik.
i.          Sering mengetuk-ketukan jari secara berirama atau bernyanyi kecil.

B.       Bermain Alat Musik Angklung
1.      Pengertian Bermain
Bermain adalah segala kegiatan yang dapat menimbulkan kesenangan bagi anak. Bermain dilakukan anak dengan suka rela tanpa paksaan atau tekanan dari luar. Kegiatan bermain tidak mempunyai aturan kecuali yang ditetapkan oleh pemain itu sendiri. Bermain memberikan pengaruh yang sangat besar bagi perkembangandiri anak, baik secara fisik maupun mental.
Dalam kamus besar bahasa Indonesia bermain adalah berbuat sesuatu untuk menyenangkan hati (dengan menggunakan alat-alat tertentu atau tidak).
Beberapa pengertian bermain menurut para ahli dalam Sujiono[10] diantaranya:
a.         Mayesty menyatakan bahwa bermain merupakan sarana sosialisasi dimana diharapkan melalui kegiatan bermain dapat memberi kesempatan anak bereksplorasi, menemukan, mengekspresikan perasaan, berkreasi, dan belajar secara menyenangkan.
b.        Docket dan Fleer mengungkapkan bahwa bermain merupakan kebutuhan bagi anak karena melalui bermain anak akan memperoleh pengetahuan yang dapat mengembangkan kemampuan dirinya.
c.         Catron & Allen menjelaskan bahwa bermain dapat memberikan pengaruh secara langsung terhadap semua area perkembangan anak. Anak-anak dapat mengambil kesempatan untuk belajar tentang dirinya sendiri, orang lain, dan lingkungannya.
Menurut Moeslichatoen R., dengan bermain anak akan memperoleh kesempatan memilih kegiatan yang disukainya, bereksperimen dengan bermacam bahan dan alat, berimajinasi, memcahkan masalah dan bercakap-cakap secara bebas, berperan dalam kelompok, bekerja sama dalam kelompok, dan memperoleh pengalaman yang menyenangkan.[11]
Sudirjo dalam Nuraida menuturkan bahwa bermain dapat dimanfatkan sebagai sarana optimalisasi yang alami bagi perkembangan dan proses belajar anak.  Adanya pengelolaan pembelajaran melalui bermain ini diharapkan dapat menjadi suatu hal yang menarik bagi anak dan sekaligus menjadi sarana yang tepat bagi stimulasi perkembangan kecerdasan musikal anak.
Jadi dapat disimpulkan bahwa bermain adalah segala kegiatan yang dapat menimbulkan kesenangan bagi anak. Bermain dilakukan anak dengan suka rela tanpa paksaan atau tekanan dari luar. Kegiatan bermain tidak mempunyai aturan kecuali yang ditetapkan oleh pemain itu sendiri. Bermain memberikan pengaruh yang sangat besar bagi perkembangan diri anak, baik secara fisik maupun mental.

2. Alat Musik Angklung
a.      Pengertian Alat Musik Angklung
Dalam Erni Rosydiana disebutkan secara etimologis, Angklung berasal dari kata “angka” yang berarti nada dan “lung” yang berarti pecah. Jadi Angklung merujuk nada yang pecah atau nada yang tidak lengkap. Kata Angklung diambil dari cara alat musik tersebut dimainkan.[12]
Menurut Ali dalam Lestari, angklung merupakan alat musik daerah jawa barat. Alat musik ini terbuat dari bahan bambu yang dibuat sedemikian rupa sehingga dapat menghasilkan nada-nada tertentu. Cara memainkanya, yaitu digoyangkan dengan tangan. Tangan kiri memegang angklung dan tangan kanan menggoyang- goyangkan atau menggetarkannya. Setiap angklung menghasilkan nada tertentu. Oleh karena itu, dalam pementasan musik angklung, pemainya dapat berjumlah lebih dari tujuh orang. Setiap orang menggoyangkan angklung dengan nada tertentu.[13]
Menurut Rasyid dalam Lestari, angklung adalah alat musik tradisional indonesia yang berasal dari tanah sunda, terbuat dari bambu yang dibunyikan dengan cara digoyangkan agar badan pipa bambu bertabrakan sehingga menghasilkan bunyi yang bergetar dalam susunan nada 2 sampai 4 nada dalam setiap ukuran baik besar maupun kecil.
Menurut Tyas dalam Lestari, angklung adalah alat musik yang berasal dari jawa barat. Alat musik ini terbuat dari bambu, kemudian dibentuk menjadi angklung. Setiap angklung mewakili satu nada saat ini angklung menggunakan tangga nada diatonis angklung memiliki tujuh nada diatonis yaitu “do, re, mi, fa, sol, la, si. [14]
Angklung dibedakan menjadi dua yaitu angklung melodi dan angklung pengiring. Pemilihan lagu disesuaikan dengan angklung yang ada, lagu yang dipilih pun sederhanan dan mudah dipahami anak. mengenalkan angklung pada anak usia dini tidak menggunakan partitur balok seperti yang dilakuakan orang barat. Karena itu pada proses latihan angklung lebih sering digunakan partitur angka. Partitur yang melambangkan nada dengan angka 1 (do), 2 (re), 3 (mi), 4 (fa), 5 (sol), 6 (la), 7 (si).
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa angklung adalah alat musik tradisional yang terbuat dari bambu dimainkan dengan cara di goyangkan dan semua orang bisa memainkanya baik anak-anak maupun orang dewasa.





b.      Cara Bermain Angklung
Dalam Erni Rosydiana disebutkan berbagai macam jenis angklung yaitu: 1) Angklung pentatonis (angklung tradisional); (2) angklung Diatonis (Angklung Daeng). Besar kecilnya nagklung yang digunakan biasanya disesuaikan dengan usia pemain yang akan memainkan lagu dalam penampilan angklung.[15]
Cara bermain angklung antara lain sebagai berikut :
1)   Cara Memegang Angklung
Cara memegang angklung adalah hal pertama yang harus diperhatikan oleh pemain angklung. Ketepatan cara memegang angklung ini penting untuk kenyamanan dan bertujuan untuk menghasilkan bunyi yang benar.

2)   Cara Membunyikan Angklung
Cara dalam bermain angklung ada 3 dasar, ketiganya akan menghasilkan jenis suara yan berbeda. Yaitu (1) kurulung teknik dasar memainkan angklung dengan cara menggentarkan tabung suara; (2) Centok( staccato) teknik dasar memainkan angklung dengan cara memukul tabung angklung horisontal pada bagian dasar angklung oleh telapak tangan;(3) tangkep teknik dasar memainkan angklung dengan cara menggetarkan tabung besar saja. Dalam bermain angklung harus memperhatikan beberapa hal diantaranya, (1) Tempo adalah cepat lambatnya ketukan pada lagu; (2) dinamika istilah untuk menggambarkan bagaimana volume angklung yang harus dihasilkan oleh pemain, apakah pelan, kencang lembut, semakin lama semakin besar, semakin lama semakin kecil.

3)   Membaca Partitur
Dalam memainkan angklung menggunakan partitur angka, tujuannya untuk mempermudah orang yang ingin mempelajarinya. Untuk oktaf yang berbeda biasanya digunakan tanda titik(.). Dimana satu titik angka dibawah membedakan nada, nada rendah dan nada tinggi. Untuk memperkaya suasana lagu, instrumen selain angklung dapat ditambahklan baik instrumen melodis digunakan untuk memperkaya melodi, terutama melodimelodi lagu yang terlampau rumit. Dan instrumen perkusi digunakan untuk menumbuhkan suasana tertentu melalui pola-pola ritmik menjadi khas berbagai jenis lagu.

c.       Langkah-langkah Bermain Alat Musik Angklung Pada Anak Usia Dini
Menurut Tyas dalam Lestari mengatakan cara memainkan angklung adalah digoyangkan dengan tangan. Tangan kiri memegang angklung dan tangan kanan menggoyang-goyangkan atau menggetarkan angklungnya. Angklung yang dimainkan anak terkadang bunyi suaranya kurang terdengar keras karena gerakan tangan anak berbeda dengan gerakan tangan orang dewasa.[16]
Langkah-langkah dalam bermain alat musik angklung untuk mengoptimalkan kecerdasan musikal anak di antaranya yaitu:
1)        Guru memperkenalkan alat musik angklung kepada anak.
2)        Membagikan angklung kepada anak sesuai dengan nada yang tertera di badan angklung.
3)        Guru memperkenalkan tangga nada kepada anak 1=do, 2=re, 3=mi, 4=fa, 5=sol, 6=la, 7=si.
4)        Guru membariskan anak yang bernada sama satu baris mundur kebelakang dilanjutkan baris kelompok dua disamping dan seterusnya dapat membantu anak mengingat barisan nada diatonis “do, re, mi, fa, sol, la, si”. Dalam satu kelompok nada terdiri dari empat orang anak.
5)        Guru mengajarkan anak cara memegang angklung dengan benar agar angklung menghasilkan bunyi yang di inginkan.
6)        Guru mengajarkan anak cara membunyikan angklung setelah itu anak membunyikan angklung secara bersama-sama.
7)        Setelah itu guru menuliskan not angka di papan tulis sesuai dengan lagu yang akan dimainkan.
8)        Anak diajarkan membaca notasi angka yang ada di papan tulis.
9)        Guru mengajarkan anak membunyikan angklung sesuai dengan notasi angka yang ada di papan tulis.
10)    Guru menunjukan satu persatu notasi angka yang ada di papan tulis dan anak membunyikan angklung sesuai dengan notasi angka yang di tunjuk oleh guru.
11)    Guru menyanyikan lagu sambil menunjukkan notasi angka
12)    Anak memainkan angklung dengan lagu “Hujan”.

C.  Meningkatkan Kecerdasan Musikal melalui Bermain Alat Musik Angklung
Musfiroh mengatakan bahwa informasi mengenai kecerdasan musikal pada anak-anak dapat diperoleh melalui observasi terhadap salah satunya kesenangan dan kemampuan anak dalam memainkan alat musik. Meskipun demikian keberhasilan dalam mengoptimalkan kecerdasan musikal tidak secara langsung dalam sekali pembelajaran, namun akan optimal secara bertahap.[17] Hal ini, sesuai dengan pendapat Sefrina menyatakan bahwa perkembangan kecerdasan musikal juga ternyata seiring dengan perkembangan kognitif anak.[18]
Sebagaimana diungkapkan oleh Armstrong dalam Musfiroh yang menyatakan bahwa komponen inti kecerdasan musikal meliputi kepekaan terhadap nada, pola titi nada atau tangga nada melodi, warna nada atau warna suara suatu lagu. Individu yang peka nada, dapat mengenali nada rendah dan tinggi, dan cepat menangkap apabila ada nada yang terlalu rendah atau tinggi. Ketika diberi suguhan musik dengan nada dasar tertentu, individu yang peka nada dapat menyesuaikan suara dengan nada tersebut. Individu yang peka terhadap pola titi nada dapat mengenali karakter lagu tertentu ia dapat menyesuaikan irama dan tempo. Berdasarkan ungkapan tersebut, aspek yang diteliti dalam penelitian ini yaitu menyesuaikan nada dan menyesuaikan antara irama dengan tempo.[19]
Sefrina menyatakan bahwa kecerdasan musikal juga di pengaruhi oleh kemampuan otak yakni oleh otak kanan dan sedikit pengaruh oleh otak kiri.[20] Namun, pada penelitian pada beberapa orang yang mengalami kerusakan otak kanan juga mengalami penurunan kemampuan memahami dan memproduksi musik. Disamping itu, otak sebelah kiri khususnya area broca dan wernicke (area bahasa dan bicara) juga sedikit banyak mempengaruhi kemampuan musikal pada pemahaman dan penyusunan lirik lagu.
Melalui kegiatan bermain alat musik angklung ini, dapat mengoptimalkan kecerdasan musikal anak. Sesuai dengan pendapat Musfiroh bahwa informasi mengenai kecerdasan musikal pada anak-anak dapat diperoleh melalui observasi terhadap salah satunya kesenangan dan kemampuan anak dalam memainkan alat musik.[21] Salah satunya dengan cara bermain alat musik angklung. Karena menurut Musfiroh menyatakan bahwa kecerdasan musikal memiliki peran yang besar bagi perkembangan otak. Musik memiliki sifat unik yang membuka pintu gerbang memasuki pikiran dan wawasan baru. Musik berperan sebagai stimulan setiap kali kita memerlukan peningkatan kreativitas dalam kehidupan.[22]
Berdasarkan uraian pembahasan diatas dapat disimpulkan bahwa dengan bermain alat musik angklung dapat mengoptimalkan kecerdasan musikal anak. Hal ini sesuai dengan pendapat Sefrina bahwa kecerdasan musikal anak usia dini dapat distimulasi dengan memfasilitasi anak agar anak dapat bermain alat musik.[23] Kegiatan bermain alat musik angklung yang digunakan dapat mengoptimalkan kemampuan anak dalam menyesuaikan nada serta menyesuaikan antara irama dengan tempo pada saat anak-anak melakukan kegiatan bermain alat musik angklung.
Melakukan kegiatan bermain alat musik angklung dalam mengoptimalkan kecerdasan musikal ini memberikan pengetahuan serta pengalaman secara langsung kepada anak, dimana anak terlibat secara langsung dalam kegiatan bermain alat musik angklung. Karena dengan bermain alat musik angklung selain dapat mengoptimalkan kecerdasan musikal anak juga dapat membangun sosialemosional anak yaitu anak dapat berkerja sama dan kompak pada saat memainkan alat musik angklung.






















BAB III
PENUTUP

A.      Kesimpulan
Berdasarkan uraian pada bab sebelumnya, maka kesimpulan dari makalah ini antara lain sebagai berikut :
1.    Kecerdasan musikal adalah kemampuan seseorang di bidang musik baik kepekaan dan penguasaan terhadap nada, irama, pola-pola ritme, tempo, instrument, dan ekspresi musik, hingga seseorang dapat bermain musik maupun menyanyikan lagu. Komponen inti kecerdasan musikal yang menjadi aspek observasi di RA Al Falah yaitu menyesuaikan nada dan menyesuaikan antara irama dengan tempo. Kecerdasan musikal sangat penting dikembangkan karena memberi manfaat yang banyak dalam kehidupan anak.

2.    Angklung adalah alat musik tradisional yang terbuat dari bambu dimainkan dengan cara di goyangkan dan semua orang bisa memainkanya baik anak-anak maupun orang dewasa. Hal yang harus diperhatikan ketika bermain alat musik angklung adalah cara memegang angklung, cara bermain angklung, dan membaca partitur. Bermain alat musik angklung memiliki banyak keunggulan yaitu selain menarik menyenangkan juga meningkatkan kecerdasan musikal, angklung juga bisa melatih motorik dan sosial emosional anak.

3.    Dengan bermain alat musik angklung dapat mengoptimalkan kecerdasan musikal anak. Hal ini sesuai dengan beberapa pendapat para ahli, juga beberapa hasil penelitian sebelumnya mengenai meningkatkan kecerdasan musikal dengan bermain alat musik angklung.


B. Saran
Berdasarkan kesimpulan, maka penulis mencoba mengemukakan saran-saran sebagai berikut:
1. Lembaga
Hendaknya harus memfasilitasi alat atau media yang digunakan oleh guru untuk mendukung memperhatikan, mendukung proses belajar mengajar disetiap harinya agar perkembangan anak dapat meningkat dengan baik.

2. Guru
  1. Penggunaan media yang menarik dapat diberikan guru kepada anak dalam setiap pembelajarannya untuk dapat mengembangkan kecerdasan musikal anak, sehingga anak menjadi antusias dan pembelajaran menjadi menyenangkan. Salah satu media yang efektif untuk mengembangkan kecerdasan musikal anak, dan meningkatkan keterampilan bermain musik pada anak kelompok B.
  2. Penggunaan media angklung tidak hanya dapat dilakukan didalam kelas, namun bisa juga dilakukan diluar kelas, misalnya dihalaman sekolah.


















DAFTAR PUSTAKA
Armstrong, Thomas. 2009. Multiple Intellegences in the Classroom. Virginia, USA : ASCD
Handayani, Sri dkk. 2019.  Upaya Meningkatkan Kecerdasan Musikal Anak Usia Dini Melalui Permainan Alat Musik Tradisional Angklung. PAUDIA: Jurnal Penelitian dalam Pendidikan Anak Usia Dini
Lestari, Novita Dwi.  2014.  Mengoptimalkan Kecerdasan Musikal Anak Usia Dini dengan Bermain Alat Musik Angklung. Skripsi.  Bengkulu: Universitas Bengkulu
Moeslichatoen, R. 2004. Metode Pengajaran di Taman Kanak-Kanak. Jakarta: Rineka Cipta
Musfiroh, Tadkiroatun. 2008. Pengembangan Kecerdasan Majemuk. Jakarta: Universitas Terbuka.
Najib, Muhammad. dkk. 2016. Manajemen Strategik Pendidikan Karakter bagi Anak Usia Dini. Yogyakarta: Gava Media
Nuraida, Eri. ............. Meningkatkan Keterampilan Sosial Anak Usia Dini melalui Kegiatan Bermain Alat Musik Angklung. Jurnal. Departemen Pendidikan Seni Musik: Universitas Pendidikan Indonesia
Rosyadi. 2012. Angklung: Dari Angklung Tradisional Ke Angklung Modern. Patanjala : Balai Pelestarian Sejarah dan Nilai Tradisional Bandung. Vol. 4, No.1
Rosydiana, Erni. 2017. Meningkatkan Kecerdasan Musik melalui Permainan Angklung di PAUD Aulia. Jurnal. Yaa Bunayya : Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini. Volume I, No.2
Sefrina, Andin. 2013. Deteksi Minat Bakat Anak. Yogyakarta: Media Pressindo.
Setyawati, Tiya dkk. 2017. Meningkatkan Kecerdasan Musikal dengan Angklung. Jurnal Pendidikan dan Kajian Seni. Vol. 2 No. 1
Sujiono, Yuliani Nurani. 2009. Konsep Dasar Pendidikan Anak Usia Dini. Jakarta: Indeks
Susanto, Ahmad. 2016. Bimbingan dan Konseling di Taman Kanak-Kanak. Jakarta: Prenadamedia Group


[1] Muhammad Najib, Novan Ardy Wiyani, & Sholichin, Manajemen Strategik Pendidikan Karakter bagi AUD, (Yogyakarta: Gava Media, 2016), hlm. 99.
[2] Ahmad Susanto, Bimbingan dan Konseling di Taman Kanak-Kanak, (Jakarta: Prenadamedia Group, 2015), hlm. 281.
[3] Sri Handayani, dkk. Upaya Meningkatkan Kecerdasan Musikal Anak Usia Dini Melalui Permainan Alat Musik Tradisional Angklung,(PAUDIA: Jurnal Penelitian dalam Pendidikan Anak Usia Dini, 2019), hlm.  96.
[4] Thomas Armstrong, Multiple Intellegences in the Classroom, (Virginia, USA : ASCD, 2009), Hlm. 7
[5] Yuliani Nurani Sujiono, Konsep Dasar Pendidikan Anak Usia Dini, (Jakarta : Indeks, 2010), Hlm. 192
[6] Novita Dwi Lestari, Mengoptimalkan Kecerdasan Musikal dengan Bermain Alat Musik Angklung. (Bengkulu : Universitas Bengkulu, 2014), Hlm. 17
[7] Ibid, hlm. 17
[8] Ibid, hlm. 19
[9] Tadkiroatun Musfiroh, Pengembangan Kecerdasan Majemuk, (Jakarta: Universitas Terbuka, 2008), hlm. 5.5-5.7
[10] Yuliani Nurani Sujiono, Konsep Dasar Pendidikan Anak Usia Dini, (Jakarta : Indeks, 2010), hlm. 144-145
[11] Moeslichatoen R., Metode Pengajaran di Taman Kanak-Kanak, (Jakarta: Rineka Cipta, 2004), hlm. 33
[12] Erni Rosydiana, Meningkatkan Kecerdasan Musik melalui Permainan Angklung di PAUD Aulia, (Yaa Bunayya : Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini, 2017), Hlm. 56
[13] Novita Dwi Lestari, Mengoptimalkan Kecerdasan Musikal dengan Bermain Alat Musik Angklung. (Bengkulu : Universitas Bengkulu, 2014), Hlm. 34
[14] Ibid, Hlm. 35
[15] Erni Rosydiana, Meningkatkan Kecerdasan Musik melalui Permainan Angklung di PAUD Aulia, (Yaa Bunayya : Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini, 2017), Hlm. 57
[16] Ibid, Hlm. 36
[17] Tadkiroatun Musfiroh, Pengembangan Kecerdasan Majemuk, (Jakarta: Universitas Terbuka, 2008), hlm. 1.16
[18] Sefrina Andin, Deteksi Minat Bakat Anak, (Yogyakarta: Media Pressindo, 2013), hlm. 88
[19] Tadkiroatun Musfiroh, Pengembangan Kecerdasan Majemuk, (Jakarta: Universitas Terbuka, 2008), hlm. 5.3-5.4
[20] Sefrina Andin, Deteksi Minat Bakat Anak, (Yogyakarta: Media Pressindo, 2013), hlm. 90
[21] Tadkiroatun Musfiroh, Pengembangan Kecerdasan Majemuk, (Jakarta: Universitas Terbuka, 2008), hlm. 1.6
[22]Ibid, Hlm. 5.9
[23] Sefrina Andin, Deteksi Minat Bakat Anak, (Yogyakarta: Media Pressindo, 2013), hlm.95

 

Mae's Life Published @ 2014 by Ipietoon