BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Dalam Undang-Undang RI
Nomor 20 Tahun 2003 pada Pasal 1 tentang Sistem Pendidikan Nasional disebutkan
bahwa PAUD adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak-anak sejak
lahir hingga usia enam tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan
pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani serta ruhaninya
agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki jenjang pendidikan lebih lanjut.[1]
Rentang anak usia dini
dari lahir sampai usia enam tahun adalah usia kritis sekaligus strategi dalam
proses pendidikan dan dapat mempengaruhi proses serta hasil pendidikan
seseorang selanjutnya, artinya pada periode ini merupakan periode kondusif
untuk menumbuh kembangkan berbagai kemampuan, kecerdasan, bakat, kemampuan
fisik, kognitif, bahasa, sosio-emosional dan spiritual.
Menurut Howard Gardner,
anak usia dini memiliki sembilan kecerdasan yaitu kecerdasan linguistik,
kecerdasan logika-matematika, kecerdasan intrapersonal, kecerdasan
interpersonal, kecerdasan musikal, kecerdasan visual-spasial, kecerdasan
kinestetik, kecerdasan naturalis, dan kecerdasan eksistensial. Kesembilan
kecerdasan tersebut perlu dikembangkan secara optimal sesuai dengan bakat yang
ada pada anak, salah satunya adalah kecerdasan musikal.
Kecerdasan yang muncul
lebih awal pada manusia dibanding kecerdasan lain adalah bakat musik. Shearer
menjelaskan bahwa kecerdasan musikal meliputi kepekaan terhadap tangga nada,
irama, dan warna bunyi (kualitas suara) serta aspek emosional akan bunyi yang berhubungan
dengan bagian fungsional dari apresiasi musik, bernyanyi, dan memainkan alat
musik. Agar dapat dikatakan menonjol pada kecerdasan musik maka seseorang harus
mempunyai kemampuan auditorial dengan baik. Kemampuan auditorial tidak hanya
menjadikan seseorang mampu mendengar dan merangkai musik saja, tetapi juga
seseorang mampu mengingat pengalaman bermusik.[2]
Kecerdasan musikal
sangat penting dikembangkan karena memberi manfaat yang banyak dalam kehidupan
anak. Salah satu manfaat tersebut ialah kecerdasan musikal membantu
perkembangan berbagai aspek dan kecerdasan lainnya dalam diri anak. Menurut
Sheppard mengemukakan bahwa musik dapat membantu membentuk fungsi dan
pertumbuhan otak, koordinasi mental dan fisik, meningkatkan daya ingat,
mengembangkan kemampuan bahasa, meningkatkan kemampuan matematika dan pemahaman
ruang, membantu kreativitas personal, membantu mengembangkan keterampilan
sosial, dan kesehatan anak.[3]
Ciri anak yang memiliki
kecerdasan musikal adalah anak menyukai permainan alat-alat musik dan terlibat
dalam kegiatan dengan musik seperti paduan suara atau drum band, bermain alat
musik modern atau tradisional seperti angklung. Salah satu kegiatan untuk
meningkatkan kecerdasan musikal anak yaitu dengan bermain alat musik angklung.
Angklung adalah alat
musik tradisional Indonesia yang berasal dari tanah Sunda, terbuat dari bambu,
yang dibunyikan dengan cara digoyangkan. Dibandingkan dengan alat musik lain,
angklung tidak berbahaya bagi anak, bentuknya menarik dan mudah dimainkan.
Selain itu, juga dapat mengembangkan perkembangan motorik anak.
Selama pemakalah mengadakan observasi komponen kecerdasan musikal anak
dikelompok B2 RA Al Falah, pada tanggal 22 April 2019 dengan jumlah anak 12
orang yang terdiri 8 anak laki-laki dan 4 anak perempuan, menunjukan bahwa
banyak anak yang belum optimal kecerdasan musikalnya. Hal
itu ditunjukan dari hasil pengamatan Kecerdasan Jamak anak, diperoleh skor
kecerdasan musikal yang paling rendah yaitu sebesar 26. Dan untuk hasil
observasi bermain alat musik angklung, dengan melakukan percobaan awal dengan
indikator anak dapat menyesuaikan nada dan dapat menyesuaikan antara irama
dengan tempo dalam bermain alat musik angklung. Hasil pengamatan dapat dilihat
pada tabel berikut ini.
Tabel 1 : Hasil Pengamatan Awal
(Prasiklus) Anak
Bermain Alat Musik
Angklung
Indikator
|
Kriteria
|
Hasil
|
|
Jumlah Anak
|
Persentase
|
||
Menyesuaikan Nada
|
BB
|
8
|
66%
|
MB
|
2
|
17%
|
|
BSH
|
2
|
17%
|
|
BSB
|
0
|
0%
|
|
Jumlah
|
12
|
100%
|
|
Menyesuaikan antara irama dengan
tempo
|
BB
|
9
|
75%
|
MB
|
2
|
17%
|
|
BSH
|
1
|
8%
|
|
BSB
|
0
|
0%
|
|
Jumlah
|
12
|
100%
|
Berdasarkan latar belakang yang sudah diuraikan di
atas, pemakalah tertarik untuk menyusun makalah dengan judul Meningkatkan
Kecerdasan Musikal Anak Usia Dini Melalui Bermain Alat Musik Angklung Pada
Kelompok B2 RA Al Falah Tarogong Kaler Garut Tahun Pelajaran 2018/2019.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah
diuraikan di atas maka rumusan masalahnya yaitu :
1. Bagaimana pembelajaran pengembangan kecerdasan musikal di
Kelompok B2 RA Al Falah Tarogong Kaler?
2. Bagaimana penerapan metode bermain alat musik angklung dalam
pengembangan kecerdasan musikal di Kelompok B2 RA Al Falah Tarogong Kaler?
C. Tujuan
Penulisan
Berdasarkan rumusan masalah yang telah dikemukakan
di atas tujuan makalah ini yaitu:
1. Untuk mendeskripsikan pembelajaran pengembangan kecerdasan
musikal di Kelompok B2 RA Al Falah Tarogong Kaler.
2.
Untuk mendeskripsikan
penerapan metode bermain alat musik angklung dalam pengembangan kecerdasan
musikal di Kelompok B2 RA Al Falah Tarogong Kaler.
D.
Manfaat Penulisan
Adapun manfaat dari penulisan makalah ini
adalah sebagai berikut:
1.
Memberikan informasi tambahan mengenai pembelajaran pengembangan
kecerdasan musikal.
2.
Memberikan informasi tambahan mengenai penerapan metode bermain alat musik
angklung dalam pengembangan kecerdasan musikal.
3.
Dapat dijadikan referensi tambahan untuk penulisan karya
tulis sesuai kebutuhan
E. Sistematika
Penulisan
Sistematika penulisan makalah ini meliputi tiga bab, dengan rincian sebagai
berikut:
Bab I Pendahuluan, menguraikan: latar belakang
masalah, rumusan masalah, tujuan penulisan, manfaat penulisan dan sistematika penulisan.
Bab II Kajian Teori, mengemukakan tentang kecerdasan
musikal anak, bermain alat musik angklung dan meningkatkan kecerdasan musikal
dengan bermain alat musik angklung.
Bab III Penutup,
menguraikan: kesimpulan dan saran.
BAB
II
KAJIAN
TEORI
A. Kecerdasan Musikal Anak
1.
Pengertian
Kecerdasan Musikal
Menurut Thomas Armstrong, kecerdasan musikal adalah “The capacity to
perceive (e.g., as a music aficionado), discriminate (e.g., as a music critic),
transform (e.g., as a composer), and express (e.g., as a performer) musical
forms. This intelligence includes sensitivity to the rhythm, pitch or melody,
and timbre or tone color of a musical piece. One can have a figural or
“top-down” understanding of music (global, intuitive), a formal or “bottom-up”
understanding (analytic, technical), or both.” Hal ini berarti kecerdasan
musikal adalah kemampuan mempersepsi dan
memahami, mencipta dan menyajikan bentuk-bentuk musikal. [4]
Hal ini dibenarkan oleh Sujiono yang mengatakan bahwa: Kecerdasan musikal
yaitu kemampuan menangani bentuk-bentuk musikal, dengan cara mempersepsi
(penikmat musik), membedakan (kritikus musik), mengubah (komposer),
mengekspresikan (penyanyi). Kecerdasan ini meliputi kepekaan pada irama, pola
titi nada pada melodi, dan warna nada atau warna suatu lagu.[5]
Berdasarkan uraian di atas
dapat disimpulkan bahwa kecerdasan musikal adalah kemampuan seseorang di bidang
musik baik kepekaan dan penguasaan terhadap nada, irama, pola-pola ritme,
tempo, instrument, dan ekspresi musik, hingga seseorang dapat bermain musik
maupun menyanyikan lagu.
2.
Komponen Kecerdasan
Musikal
Menurut Armstrong, komponen inti kecerdasan musikal meliputi kepekaan
terhadap nada, pola titi nada atau tangga nada melodi, warna nada atau warna
suara suatu lagu. Dengan demikian, melalui kepekaan terhadap nada seseorang
dapat membedakan nada dan bahkan dapat menilai mana nada-nada fals dan mana
yang tidak. Kepekaan terhadap titi nada memungkinkan anak mengidentifikasi lagu
tertentu, mengikuti iramanya, dan memberikan reaksi yang sesuai.
Sementara itu, kepekaan terhadap warna nada dan suara, memungkinkan anak
mampu membedakan sumber suara atau pemilik suara secara akurat. Misalnya pada
saat bermain alat musik angklung, anak dapat menyadari ada teman yang salah
mengambil angklung yang seharusnya “re” namun anak mengambil bernada sol saat
dimainkan lagu menjadi lain karena seharusnya “do re mi fa sol mi do” karena
salah ambil angklung nadanya menjadi “do sol mi fa sol mi do” meskipun anak
tersebut belum mampu menyebutkan nada apa yang keliru. Anak tersebut sudah
memahami kalau nada yang dimainkan tidak sesuai sehingga lagu tersebut
terdengar fals. Kecerdasan musikal mencangkup juga kesenangan terhadap
bentuk-bentuk musikal.
Musik memiliki aturan dan struktur tersendiri. Musik adalah bahasa
audiotorik yang menggunakan tiga komponen dasar, yakni intonasi suara, irama,
dan warna nada. Individu yang peka nada, dapat mengenali nada rendah dan
tinggi, dan cepat menangkap apabila ada nada yang terlalu rendah atau tinggi.
Ketika diberi suguhan musik dengan nada dasar tertentu, individu yang peka nada
dapat menyesuaikan suaranya dengan nada tersebut. Individu yang peka pola titi
nada dapat mengenali karakter lagu tertentu ia dapat menyesuaikan irama dan
tempo suaranya sehingga pas dan enak didengar. Individu yang peka warna nada,
cepat mengenali jenis suara, baik suara alat musik maupun suara manusia, bahkan
juga suara-suara yang ada di sekitarnya.
Berdasarkan komponen-komponen kecerdasan musikal tersebut maka dapat
disimpulkan bahwa aspek-aspek yang di ambil dalam penelitian kecerdasan musikal
ini yaitu 1. Menyesuaikan nada 2. Menyesuaikan antara irama dengan tempo.
3.
Pentingnya
Kecerdasan Musikal
Tanpa kita sadari, kecerdasan musikal adalah kecerdasan yang paling awal
tumbuh dan berkembang di dalam diri setiap manusia. Sejak lahir masih berada
dalam kandungan, ia selalu mendengarkan “musik” alami, yakni detak jantung
ibunya. Inilah yang menyebabkan anak-anak lebih menyukai musik klasik yang
didominasi nada “bas”, dari pada musik modern yang didominasi nada “jazz”. Nada
“bas” ini dikiranya adalah detak jantung ibunya sendiri. Menurut keterangan
dokter, alat indera bayi yang berfungsi pertama kali adalah indra pendengaran.
Menurut Tafsir dalam Suyadi dalam Lestari, Oleh karena itu, Islam mengajarkan
untuk melantunkan “musik” adzan pada telinga kanannya dan iqamah pada telinga
kirinya. Hal ini dimaksudkan agar gendang telinga anak mampu menangkap musik
ilahiah (adzan dan iqamah) untuk pertama kalinnya sebelum musik-musik lain
didengarnya.[6]
Hal ini diperkuat oleh bidang neorologi yang menyatakan bahwa suara,
irama dan getaran mampu ditangkap oleh anak atau bayi sejak dalam kandungan.
Dapat kita bayangkan bahwa betapa dasyat kekuatan irama, suara, dan getaran
musik, berikut ini beberapa pentingnya kecerdasan musikal antara lain: [7]
a.
Meningkatkan
kreativitas dan imajinasi
Musik mempunyai sifat unik yang mampu
membuka pintu gerbang pikiran dan wawasan baru. Disamping itu, musik juga dapat
manjadi stimulan bagi imajinasi kreatif pendengaranya. Bahkan, musik mampu
melatih seluruh bagian otak secara maksimal.
b.
Meningkatkan
intelektualitas
Musik dapat meningkatkan prestasi
belajar akademis peserta didik di sekolah. Musik telah membuktikan dirinya
bahwa ia mampu meningkatkan pemikiran sistematis, khususnya pemikiran abstrak
pada anak usia dini.
c.
Mempengaruhi
kecerdasan lainya
Kecerdasan musikal sebagai landasan
berkembangnya seluruh kecerdasan lain, diperkuat oleh penelitian yang dilakukan
oleh Dee Dickinson, seorang pendiri New Horizon for Learning, yaitu
jaringan pendidikan internasional nirlaba yang berkedudukan di Washington.
Mereka menyatakan bahwa sekolah yang mengintegrasikan pelajaran musik dalam
kurikulum sejak Taman Kanak-kanak (TK) mampu meningkatkan kecerdasan spasial
dan logika. Hal ini dibuktikan oleh seorang alumni sekolah Hongaria yang meraih
peringkat ke-1 dalam sains modern. Oleh karena itu, tidak diragukan lagi bahwa
dengan musik, orang tua dan pendidik dapat menstimulasi berbagai jenis kecerdasan
lain pada diri anak.
d.
Terapi
Psikologis
Kecerdasan musikal merupakan fondasi dan
stimulasi bagi kecerdasan lainnya. Disisi lain, musik mampu membangkitkan
semangat belajar anak karena dibentuk oleh rasa senang dalam hatinya.
Semuanya berangkat dari hati yang senang
kalimat inilah yang lebih mudah untuk melukiskan peranan musik bagi
keberhasilan pembelajaran. Dengan perasaan senang inilah, semua aktivitas,
terutama belajar, tidak akan dihantui oleh rasa khwatir karena tidak akan lulus
atau gagal dalam usaha
4. Stimulasi Kecerdasan
Musikal Anak Usia Dini
Cara untuk
menstimulasi kecerdasan musikal Anak Usia Dini, antara lain:[8]
a.
Ajarkan
berbagai konsep musik pada Anak Usia Dini
Mengajarkan
konsep-konsep musik pada anak pada sejak dini merupakan cara yang paling mudah
untuk untuk menstimulasi kecerdasan musiknya. Apabila orang tua tidak menguasai
konsep-konsep musik yang rumit, cukup ajarkan anak tangga nada dasar dari mulai
do hingga si dan minta anak untuk menyanyikan kembali.
b.
Ajarkan
anak dengan lagu sesuai tingkat usianya
Orang
tua dapat mengajarkan anak untuk bernyanyi sejak ia sudah mulai bisa bicara.
Pada awalnya ajarkan lagulagu sederhana seperti burung kakak tua, topi saya
bundar, balon ku ada lima, atau pelangi-pelangi. Awalnya anak hanya akan
mendengarkan anda bernyanyi, namun lama-kelamaan anak mulai dapat menirukan
lagu tersebut.
c.
Perdengarkan
musik atau lagu setiap hari
Orang tua dapat memperdengarkan
lagu/musik dengan suara yang lembut atau tidak keras. Pada masa usia bayi,
orang tua dapat memperdengarkan musik-musik instrumental tanpa lirik untuk
melatih kepekaan anak akan suara/bunyi-bunyian. Selanjutnya barulah
memperdengarkan lagu-lagu berlirik dengan tujuan sekaligus meningkatkan
kemampuan bahasanya.
d.
Fasilitasi
anak agar dapat bermain alat musik
Bermain alat musik merupakan cara yang
ampuh untuk mengembangkan kemampuan musikal anak. Apabila orang tua tidak mampu
menyediakan alat musik yang berharga mahal, cukup sediakan kotak bekas atau
galon air mineral yang kosong untuk dijadikan alat musik perkusi. Semakin ia
menyukai alat musik, semakin anak termotivasi untuk memainkan alat musik.
e.
Libatkan
anak dalam kegiatan bermusik
Melibatkan anak dalam kegiatan bermusik,
selain sebagai sarana meningkatkan kemampuan musikalnya, juga sebagai sarana
anak untuk bersosialisasi. Sebagai contoh, libatkan anak dalam kegiatan paduan
suara atau group drum band di sekolahnya atau bermain alat musik angklung
secara berkelompok.
f.
Perdengarkan
musik saat kegiatan belajar
Anak dengan kecerdasan musik yang
menonjol, akan lebih memahami suatu konsep dengan bantuan musik, anak lebih
mudah mengingat nada-nada dalam sebuah lagu, dari pada hanya kata-kata tanpa
nada. Oleh karena itu, musik dapat membantu anak di dalam mengingat sesuatu dan
memahami sesuatu.
g.
Beri
motivasi anak untuk menciptakan lagu
Saat anak sudah dapat memahami
konsep-konsep musik dengan baik, motivasi anak untuk menciptakan sebuah lagu
atau rangkain melodi yang indah. Beri pujian pada anak saat anak berhasil
menyusun melodi-melodi tersebut dan motivasi untuk melakukanya.
h.
Fasilitasi
anak untuk mengikuti kompetisi musik
Kompetisi bermusik bukan hanya kompetisi
bernyanyi, bisa juga kompetisi bermain alat musik atau menciptakan lagu.
Apabila anak ingin mengikuti kompetisi tersebut, fasilitasi kebutuhan anak,
mulai dari proses pendaftaran hingga alat bantu d butuhkan anak.
5.
Indikator Perkembangan Kecerdasan Musikal pada
Anak Usia Dini
Individu
yang memiliki kecerdasan musikal menurut Armstrong dalam Musfiroh[9]
memiliki sebagian atau seluruh indikator berikut:
a.
Memiliki
suara yang merdu
b.
Dapat
mengenali dan menunjukan nada-nada yang sumbang
c.
Senang
mendengarkan musik radio, piringan hitam, dan kaset
d.
Dapat
memainkan alat musik
e.
Mereka
tidak nyaman apabila tidak mendengarkan/terlibat dengan musik. Kondisi
sunyi menjadi tidak menyenangkan bagi mereka.
f.
Mampu
mengingat lagu/musik dengan cepat dan akurat.
g.
Mudah
mengikuti irama musik dengan alat perkusi sederhana.
h.
Mengenal
nada-nada berbagai macam lagu atau karya musik.
i.
Sering
mengetuk-ketukan jari secara berirama atau bernyanyi kecil.
B.
Bermain Alat Musik Angklung
1.
Pengertian Bermain
Bermain adalah segala kegiatan yang
dapat menimbulkan kesenangan bagi anak. Bermain dilakukan anak dengan suka rela
tanpa paksaan atau tekanan dari luar. Kegiatan bermain tidak mempunyai aturan
kecuali yang ditetapkan oleh pemain itu sendiri. Bermain memberikan pengaruh
yang sangat besar bagi perkembangandiri anak, baik secara fisik maupun mental.
Dalam kamus besar bahasa Indonesia
bermain adalah berbuat sesuatu untuk menyenangkan hati (dengan menggunakan
alat-alat tertentu atau tidak).
Beberapa pengertian bermain menurut para
ahli dalam Sujiono[10]
diantaranya:
a.
Mayesty
menyatakan bahwa bermain merupakan sarana sosialisasi dimana diharapkan melalui
kegiatan bermain dapat memberi kesempatan anak bereksplorasi, menemukan,
mengekspresikan perasaan, berkreasi, dan belajar secara menyenangkan.
b.
Docket
dan Fleer mengungkapkan bahwa bermain merupakan kebutuhan bagi anak karena
melalui bermain anak akan memperoleh pengetahuan yang dapat mengembangkan
kemampuan dirinya.
c.
Catron
& Allen menjelaskan bahwa bermain dapat memberikan pengaruh secara langsung
terhadap semua area perkembangan anak. Anak-anak dapat mengambil kesempatan
untuk belajar tentang dirinya sendiri, orang lain, dan lingkungannya.
Menurut Moeslichatoen R., dengan bermain
anak akan memperoleh kesempatan memilih kegiatan yang disukainya, bereksperimen
dengan bermacam bahan dan alat, berimajinasi, memcahkan masalah dan
bercakap-cakap secara bebas, berperan dalam kelompok, bekerja sama dalam
kelompok, dan memperoleh pengalaman yang menyenangkan.[11]
Sudirjo dalam Nuraida menuturkan bahwa bermain
dapat dimanfatkan sebagai sarana optimalisasi yang alami bagi perkembangan dan
proses belajar anak. Adanya pengelolaan
pembelajaran melalui bermain ini diharapkan dapat menjadi suatu hal yang
menarik bagi anak dan sekaligus menjadi sarana yang tepat bagi stimulasi
perkembangan kecerdasan musikal anak.
Jadi dapat disimpulkan bahwa bermain
adalah segala kegiatan yang dapat menimbulkan kesenangan bagi anak. Bermain
dilakukan anak dengan suka rela tanpa paksaan atau tekanan dari luar. Kegiatan
bermain tidak mempunyai aturan kecuali yang ditetapkan oleh pemain itu sendiri.
Bermain memberikan pengaruh yang sangat besar bagi perkembangan diri anak, baik
secara fisik maupun mental.
2. Alat
Musik Angklung
a.
Pengertian Alat Musik Angklung
Dalam Erni Rosydiana disebutkan secara
etimologis, Angklung berasal dari kata “angka” yang berarti nada dan “lung”
yang berarti pecah. Jadi Angklung merujuk nada yang pecah atau nada yang tidak
lengkap. Kata Angklung diambil dari cara alat musik tersebut dimainkan.[12]
Menurut Ali
dalam Lestari, angklung merupakan alat musik daerah jawa barat. Alat musik ini
terbuat dari bahan bambu yang dibuat sedemikian rupa sehingga dapat
menghasilkan nada-nada tertentu. Cara memainkanya, yaitu digoyangkan dengan
tangan. Tangan kiri memegang angklung dan tangan kanan menggoyang- goyangkan
atau menggetarkannya. Setiap angklung menghasilkan nada tertentu. Oleh karena
itu, dalam pementasan musik angklung, pemainya dapat berjumlah lebih dari tujuh
orang. Setiap orang menggoyangkan angklung dengan nada tertentu.[13]
Menurut Rasyid
dalam Lestari, angklung adalah alat musik tradisional indonesia yang berasal
dari tanah sunda, terbuat dari bambu yang dibunyikan dengan cara digoyangkan
agar badan pipa bambu bertabrakan sehingga menghasilkan bunyi yang bergetar
dalam susunan nada 2 sampai 4 nada dalam setiap ukuran baik besar maupun kecil.
Menurut Tyas
dalam Lestari, angklung adalah alat musik yang berasal dari jawa barat. Alat
musik ini terbuat dari bambu, kemudian dibentuk menjadi angklung. Setiap
angklung mewakili satu nada saat ini angklung menggunakan tangga nada diatonis
angklung memiliki tujuh nada diatonis yaitu “do, re, mi, fa, sol, la, si. [14]
Angklung
dibedakan menjadi dua yaitu angklung melodi dan angklung pengiring. Pemilihan
lagu disesuaikan dengan angklung yang ada, lagu yang dipilih pun sederhanan dan
mudah dipahami anak. mengenalkan angklung pada anak usia dini tidak menggunakan
partitur balok seperti yang dilakuakan orang barat. Karena itu
pada proses latihan angklung lebih sering digunakan partitur angka. Partitur
yang melambangkan nada dengan angka 1 (do), 2 (re), 3 (mi), 4 (fa), 5 (sol), 6
(la), 7 (si).
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa angklung adalah alat musik
tradisional yang terbuat dari bambu dimainkan dengan cara di goyangkan dan
semua orang bisa memainkanya baik anak-anak maupun orang dewasa.
b.
Cara Bermain Angklung
Dalam Erni Rosydiana disebutkan berbagai
macam
jenis angklung yaitu: 1) Angklung pentatonis (angklung tradisional); (2)
angklung Diatonis (Angklung Daeng). Besar kecilnya nagklung yang digunakan
biasanya disesuaikan dengan usia pemain yang akan memainkan lagu dalam
penampilan angklung.[15]
Cara bermain angklung antara lain sebagai berikut :
1)
Cara Memegang
Angklung
Cara memegang angklung adalah hal
pertama yang harus diperhatikan oleh pemain angklung. Ketepatan cara memegang
angklung ini penting untuk kenyamanan dan bertujuan untuk menghasilkan bunyi
yang benar.
2)
Cara Membunyikan
Angklung
Cara dalam bermain angklung ada 3 dasar,
ketiganya akan menghasilkan jenis suara yan berbeda. Yaitu (1) kurulung teknik
dasar memainkan angklung dengan cara menggentarkan tabung suara; (2) Centok(
staccato) teknik dasar memainkan angklung dengan cara memukul tabung angklung
horisontal pada bagian dasar angklung oleh telapak tangan;(3) tangkep teknik
dasar memainkan angklung dengan cara menggetarkan tabung besar saja. Dalam bermain angklung harus memperhatikan
beberapa hal diantaranya, (1) Tempo adalah cepat lambatnya ketukan pada lagu;
(2) dinamika istilah untuk menggambarkan bagaimana volume angklung yang harus
dihasilkan oleh pemain, apakah pelan, kencang lembut, semakin lama semakin
besar, semakin lama semakin kecil.
3)
Membaca Partitur
Dalam memainkan angklung menggunakan
partitur angka, tujuannya untuk mempermudah orang yang ingin mempelajarinya.
Untuk oktaf yang berbeda biasanya digunakan tanda titik(.). Dimana satu titik
angka dibawah membedakan nada, nada rendah dan nada tinggi. Untuk memperkaya
suasana lagu, instrumen selain angklung dapat ditambahklan baik instrumen
melodis digunakan untuk memperkaya melodi, terutama melodimelodi lagu yang
terlampau rumit. Dan instrumen perkusi digunakan untuk menumbuhkan suasana tertentu
melalui pola-pola ritmik menjadi khas berbagai jenis lagu.
c.
Langkah-langkah Bermain Alat Musik Angklung Pada Anak Usia Dini
Menurut Tyas dalam Lestari mengatakan cara memainkan
angklung adalah digoyangkan dengan tangan. Tangan kiri memegang angklung dan
tangan kanan menggoyang-goyangkan atau menggetarkan angklungnya. Angklung yang
dimainkan anak terkadang bunyi suaranya kurang terdengar keras karena gerakan
tangan anak berbeda dengan gerakan tangan orang dewasa.[16]
Langkah-langkah
dalam bermain alat musik angklung untuk mengoptimalkan kecerdasan musikal anak
di antaranya yaitu:
1)
Guru
memperkenalkan alat musik angklung kepada anak.
2)
Membagikan
angklung kepada anak sesuai dengan nada yang tertera di badan angklung.
3)
Guru
memperkenalkan tangga nada kepada anak 1=do, 2=re, 3=mi, 4=fa, 5=sol, 6=la,
7=si.
4)
Guru
membariskan anak yang bernada sama satu baris mundur kebelakang dilanjutkan
baris kelompok dua disamping dan seterusnya dapat membantu anak mengingat
barisan nada diatonis “do, re, mi, fa, sol, la, si”. Dalam satu kelompok nada
terdiri dari empat orang anak.
5)
Guru
mengajarkan anak cara memegang angklung dengan benar agar angklung menghasilkan
bunyi yang di inginkan.
6)
Guru
mengajarkan anak cara membunyikan angklung setelah itu anak membunyikan
angklung secara bersama-sama.
7)
Setelah
itu guru menuliskan not angka di papan tulis sesuai dengan lagu yang akan
dimainkan.
8)
Anak
diajarkan membaca notasi angka yang ada di papan tulis.
9)
Guru
mengajarkan anak membunyikan angklung sesuai dengan notasi angka yang ada di
papan tulis.
10) Guru menunjukan satu persatu notasi angka yang ada di papan tulis
dan anak membunyikan angklung sesuai dengan notasi angka yang di tunjuk oleh
guru.
11) Guru menyanyikan lagu sambil menunjukkan notasi angka
12) Anak memainkan angklung dengan lagu “Hujan”.
C. Meningkatkan
Kecerdasan Musikal melalui Bermain Alat Musik Angklung
Musfiroh mengatakan bahwa
informasi mengenai kecerdasan musikal pada anak-anak dapat diperoleh melalui
observasi terhadap salah satunya kesenangan dan kemampuan anak dalam memainkan
alat musik. Meskipun demikian keberhasilan dalam mengoptimalkan kecerdasan
musikal tidak secara langsung dalam sekali pembelajaran, namun akan optimal
secara bertahap.[17]
Hal ini, sesuai dengan pendapat Sefrina menyatakan bahwa perkembangan kecerdasan musikal
juga ternyata seiring dengan perkembangan kognitif anak.[18]
Sebagaimana diungkapkan oleh Armstrong dalam Musfiroh yang menyatakan bahwa
komponen inti kecerdasan musikal meliputi kepekaan terhadap nada, pola titi
nada atau tangga nada melodi, warna nada atau warna suara suatu lagu. Individu
yang peka nada, dapat mengenali nada rendah dan tinggi, dan cepat menangkap
apabila ada nada yang terlalu rendah atau tinggi. Ketika diberi suguhan musik
dengan nada dasar tertentu, individu yang peka nada dapat menyesuaikan suara
dengan nada tersebut. Individu yang peka terhadap pola titi nada dapat
mengenali karakter lagu tertentu ia dapat menyesuaikan irama dan tempo. Berdasarkan ungkapan tersebut, aspek
yang diteliti dalam penelitian ini yaitu menyesuaikan nada dan menyesuaikan
antara irama dengan tempo.[19]
Sefrina menyatakan bahwa kecerdasan musikal juga di pengaruhi oleh
kemampuan otak yakni oleh otak kanan dan sedikit pengaruh oleh otak kiri.[20] Namun, pada penelitian pada beberapa
orang yang mengalami kerusakan otak kanan juga mengalami penurunan kemampuan
memahami dan memproduksi musik. Disamping itu, otak sebelah kiri khususnya area
broca dan wernicke (area bahasa dan bicara) juga sedikit banyak
mempengaruhi kemampuan musikal pada pemahaman dan penyusunan lirik lagu.
Melalui kegiatan
bermain alat musik angklung ini, dapat
mengoptimalkan kecerdasan musikal anak. Sesuai dengan pendapat Musfiroh bahwa
informasi mengenai kecerdasan musikal pada anak-anak dapat diperoleh melalui
observasi terhadap salah satunya kesenangan dan kemampuan anak dalam memainkan
alat musik.[21]
Salah satunya dengan cara bermain alat musik angklung. Karena menurut Musfiroh menyatakan bahwa kecerdasan musikal
memiliki peran yang besar bagi perkembangan otak. Musik memiliki sifat unik
yang membuka pintu gerbang memasuki pikiran dan wawasan baru. Musik berperan
sebagai stimulan setiap kali kita memerlukan peningkatan kreativitas dalam
kehidupan.[22]
Berdasarkan uraian
pembahasan diatas dapat disimpulkan bahwa dengan bermain alat musik angklung
dapat mengoptimalkan kecerdasan musikal anak. Hal ini sesuai dengan pendapat
Sefrina bahwa kecerdasan musikal anak usia dini dapat distimulasi dengan
memfasilitasi anak agar anak dapat bermain alat musik.[23]
Kegiatan bermain alat musik angklung yang digunakan dapat mengoptimalkan
kemampuan anak dalam menyesuaikan nada serta menyesuaikan antara irama dengan
tempo pada saat anak-anak melakukan kegiatan bermain alat musik angklung.
Melakukan kegiatan
bermain alat musik angklung dalam mengoptimalkan kecerdasan musikal ini
memberikan pengetahuan serta pengalaman secara langsung kepada anak, dimana anak terlibat secara langsung
dalam kegiatan bermain alat musik angklung. Karena dengan bermain alat musik
angklung selain dapat mengoptimalkan kecerdasan musikal anak juga dapat membangun
sosialemosional anak yaitu anak dapat berkerja sama dan kompak pada saat
memainkan alat musik angklung.
BAB
III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Berdasarkan uraian pada bab sebelumnya, maka kesimpulan dari makalah ini antara lain sebagai
berikut :
1.
Kecerdasan musikal adalah kemampuan seseorang di
bidang musik baik kepekaan dan penguasaan terhadap nada, irama, pola-pola
ritme, tempo, instrument, dan ekspresi musik, hingga seseorang dapat bermain
musik maupun menyanyikan lagu. Komponen inti kecerdasan musikal yang menjadi
aspek observasi di RA Al Falah yaitu menyesuaikan nada dan menyesuaikan antara irama dengan
tempo. Kecerdasan musikal sangat
penting dikembangkan karena memberi manfaat yang banyak dalam kehidupan anak.
2.
Angklung adalah alat musik tradisional yang
terbuat dari bambu dimainkan dengan cara di goyangkan dan semua orang bisa
memainkanya baik anak-anak maupun orang dewasa. Hal yang harus diperhatikan
ketika bermain alat musik angklung adalah cara memegang angklung, cara bermain
angklung, dan membaca partitur. Bermain alat musik angklung memiliki banyak
keunggulan yaitu selain menarik menyenangkan juga meningkatkan kecerdasan
musikal, angklung juga bisa melatih motorik dan sosial emosional anak.
3.
Dengan bermain alat musik angklung dapat mengoptimalkan kecerdasan
musikal anak. Hal ini sesuai dengan beberapa pendapat para ahli, juga beberapa hasil
penelitian sebelumnya mengenai meningkatkan kecerdasan musikal dengan bermain
alat musik angklung.
B.
Saran
Berdasarkan kesimpulan, maka penulis mencoba
mengemukakan saran-saran sebagai berikut:
1. Lembaga
Hendaknya harus memfasilitasi alat atau media yang
digunakan oleh guru untuk mendukung memperhatikan, mendukung proses belajar
mengajar disetiap harinya agar perkembangan anak dapat meningkat dengan baik.
2. Guru
- Penggunaan media yang menarik dapat
diberikan guru kepada anak dalam setiap pembelajarannya untuk dapat
mengembangkan kecerdasan musikal anak, sehingga anak menjadi antusias dan
pembelajaran menjadi menyenangkan. Salah satu media yang efektif untuk
mengembangkan kecerdasan musikal anak, dan meningkatkan keterampilan
bermain musik pada anak kelompok B.
- Penggunaan media angklung tidak
hanya dapat dilakukan didalam kelas, namun bisa juga dilakukan diluar
kelas, misalnya dihalaman sekolah.
DAFTAR
PUSTAKA
Armstrong, Thomas. 2009. Multiple Intellegences in the Classroom. Virginia, USA : ASCD
Handayani, Sri dkk. 2019. Upaya
Meningkatkan Kecerdasan Musikal Anak Usia Dini Melalui Permainan Alat Musik
Tradisional Angklung. PAUDIA: Jurnal Penelitian dalam Pendidikan Anak Usia
Dini
Lestari, Novita Dwi. 2014. Mengoptimalkan
Kecerdasan Musikal Anak Usia Dini dengan Bermain Alat Musik Angklung. Skripsi. Bengkulu: Universitas Bengkulu
Moeslichatoen, R. 2004. Metode Pengajaran di Taman Kanak-Kanak.
Jakarta: Rineka Cipta
Musfiroh, Tadkiroatun. 2008. Pengembangan Kecerdasan Majemuk. Jakarta:
Universitas Terbuka.
Najib, Muhammad. dkk. 2016. Manajemen Strategik Pendidikan Karakter bagi Anak Usia Dini.
Yogyakarta: Gava Media
Nuraida, Eri. ............. Meningkatkan
Keterampilan Sosial Anak Usia Dini melalui Kegiatan Bermain Alat Musik
Angklung. Jurnal. Departemen Pendidikan Seni Musik: Universitas Pendidikan
Indonesia
Rosyadi. 2012. Angklung:
Dari Angklung Tradisional Ke Angklung Modern. Patanjala : Balai Pelestarian
Sejarah dan Nilai Tradisional Bandung. Vol. 4, No.1
Rosydiana, Erni. 2017. Meningkatkan Kecerdasan Musik melalui Permainan
Angklung di PAUD Aulia. Jurnal. Yaa Bunayya : Jurnal Pendidikan Anak Usia
Dini. Volume I, No.2
Sefrina,
Andin. 2013. Deteksi Minat Bakat Anak. Yogyakarta: Media Pressindo.
Setyawati, Tiya dkk. 2017. Meningkatkan
Kecerdasan Musikal dengan Angklung. Jurnal Pendidikan dan Kajian Seni. Vol.
2 No. 1
Sujiono, Yuliani Nurani. 2009. Konsep Dasar Pendidikan Anak
Usia Dini. Jakarta: Indeks
Susanto,
Ahmad. 2016. Bimbingan dan Konseling di
Taman Kanak-Kanak. Jakarta: Prenadamedia Group
[1] Muhammad Najib, Novan Ardy
Wiyani, & Sholichin, Manajemen Strategik Pendidikan Karakter bagi AUD,
(Yogyakarta: Gava Media, 2016), hlm. 99.
[2] Ahmad Susanto, Bimbingan dan
Konseling di Taman Kanak-Kanak, (Jakarta: Prenadamedia Group, 2015), hlm.
281.
[3] Sri Handayani, dkk. Upaya Meningkatkan Kecerdasan
Musikal Anak Usia Dini Melalui Permainan Alat Musik Tradisional Angklung,(PAUDIA:
Jurnal Penelitian dalam Pendidikan Anak Usia Dini, 2019), hlm. 96.
[5] Yuliani Nurani Sujiono, Konsep
Dasar Pendidikan Anak Usia Dini, (Jakarta : Indeks, 2010), Hlm. 192
[6] Novita Dwi Lestari, Mengoptimalkan
Kecerdasan Musikal dengan Bermain Alat Musik Angklung. (Bengkulu :
Universitas Bengkulu, 2014), Hlm. 17
[7] Ibid, hlm. 17
[8] Ibid, hlm. 19
[9] Tadkiroatun Musfiroh, Pengembangan
Kecerdasan Majemuk, (Jakarta: Universitas Terbuka, 2008), hlm. 5.5-5.7
[10] Yuliani Nurani Sujiono, Konsep Dasar Pendidikan Anak Usia Dini, (Jakarta
: Indeks, 2010), hlm. 144-145
[11] Moeslichatoen R., Metode
Pengajaran di Taman Kanak-Kanak, (Jakarta: Rineka Cipta, 2004), hlm. 33
[12] Erni Rosydiana,
Meningkatkan Kecerdasan Musik melalui Permainan Angklung di PAUD Aulia, (Yaa
Bunayya : Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini, 2017), Hlm. 56
[13] Novita Dwi Lestari, Mengoptimalkan
Kecerdasan Musikal dengan Bermain Alat Musik Angklung. (Bengkulu :
Universitas Bengkulu, 2014), Hlm. 34
[14] Ibid, Hlm. 35
[15] Erni
Rosydiana, Meningkatkan Kecerdasan Musik melalui Permainan Angklung di PAUD
Aulia, (Yaa Bunayya : Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini, 2017), Hlm. 57
[16] Ibid, Hlm. 36
[17] Tadkiroatun Musfiroh, Pengembangan
Kecerdasan Majemuk, (Jakarta: Universitas Terbuka, 2008), hlm. 1.16
[19] Tadkiroatun Musfiroh, Pengembangan
Kecerdasan Majemuk, (Jakarta: Universitas Terbuka, 2008), hlm. 5.3-5.4
[21] Tadkiroatun Musfiroh, Pengembangan
Kecerdasan Majemuk, (Jakarta: Universitas Terbuka, 2008), hlm. 1.6
[22]Ibid,
Hlm. 5.9
0 komentar:
Posting Komentar